Memahami Rantai Pasok
Di zaman purba, kelompok kecil manusia memenuhi seluruh kebutuhannya sendiri tanpa mengandalkan pihak lain. Makanan dicari (dipetik atau diburu) di alam liar. Tempat berlindung dicari kondisi alam yang dapat didiami dan memberikan perlindungan seperti gua atau cerukan. Pada saat itu rantai pasok hanya satu aktivitas (frasa ‘rantai pasok’ kurang tepat diterapkan, ‘rantai’ selalu lebih dari satu mata). Hanya ada dua pihak yakni manusia dan alam yang tidak melakukan aktivitas apa-apa selain menyediakan segala kebutuhan manusia.
Perkembangan kebudayaan mempermudah hidup manusia. Makanan tidak lagi hanya dikumpulkan dengan mengambil begitu saja dari alam. Makanan diperoleh dari budidaya, binatang diternak, tumbuhan ditanam. Hasil budidaya secara kuantitas lebih banyak dibanding hasil pengumpulan dari alam. Kelebihan produksi makanan bisa disimpan atau dipertukarkann antar kelompok; mulailah budaya perdagangan.
Jauh kemudian hari, hidup manusia jauh lebih mudah dan spesialisasi aktivitas rutin semakin terinci. Manusia yang tidak pernah menanam atau mengmbil dari alam tetap dapat hidup dan memenuhi kebutuhan dasarnya dengan saling tukar produk. Bahkan manusia tidak lagi perlu mengetahui siapa atau dari mana benda yang dikonsumsinya. Saat menyuapkan nasi, tidak lagi terlintas pikiran siapa yang menanam padi, di mana padi ditanam, siapa yang mengangkut padi dari sawah ke penggilingan, siapa yang mengangkut dari penggilingan ke toko.
Rantai pasokan masa kini jauh lebih rumit dibanding masa kebudayaan mengumpulkan makanan. Karena juga kebutuhan manusia makin beragam, tidak lagi hanya makanan. Sifat dasar manusia yang selalu berupaya hidup makin mudah dan nyaman. Jika pada masa awal kehidupan manusia purba problem utama adalah bagaimana mengumpulkan makanan (agar tetap hidup), di zaman sekarang adalah bagaimana pemenuhan kebutuhan (apapun, tidak hanya kebutuhan dasar) tetap berkelanjutan dan makin mudah (dan/atau murah).
Maka, rantai pasok sebagai aktivitas pemenuhan kebutuhan berdefinisi lebih panjang; rantai pasok adalah seluruh sistem produksi dan pengiriman produk dan jasa, sejak pengumpulan (atau budidaya) bahan baku hingga pengkonsumsian oleh pemakai akhir. Rantai pasokan berupaya menjabarkan semua aktivitas proses produksi, termasuk aliran material, pertukaran informasi, penggunaan sumber daya, persediaan barang jadi, sampai konsumsi atas produk tersebut oleh pemakai akhir.
Setiap bagian atau tahap atau aktivitas dalam rantai pasok dapat dipandang sebagai sebuah rantai pasok tersendiri. Misalnya dalam rantai pasok beras, penggilingan padi adalah satu mata rantai. Penggilingan sendiri adalah sebuah proses dari bahan baku (padi) menjadi beras, dan mungkin pengepakannya. Di penggilingan bisa terjadi proses: penerimaan padi dari pengangkut, gudang padi, penggilingan untuk membuang kulit padi, pengolahan (sortir berdasarkan kualitas), pengepakan, penggudangan beras, pengiriman beras kepada gudang distributor.
Secara umum proses rantai pasok selalu berawal dari alam dan berakhir di pengkonsumsian. Proses antara penyiapan bahan baku (mengambil dari alam atau membudidayakannya) sampai dikonsumsi dapat melibatkan banyak pihak dan aktivitas yang dapat terpisah jarak sangat jauh, juga waktu. Aktivitas yang terlibat bisa sekuensial (berurutan) atau pararel.
Contoh Rantai Pasokan
Jika pagi hari kita minum kopi dan memilih cara yang paling praktis: kopi sachet, mari kita coba ‘lihat’ proses rantai pasoknya.
Rasa kopi instan itu hanya beberapa detik timbul dirongga mulut sampai pangkal kerongkongan. Efek kafein mungkin lebih lama terasa, kandungan kalori dalam secangkir kopi tersebut mungkin beberapa jam lagi akan termanfaatkan atau tersimpan menjadi lemak.
Perkembangan kebudayaan mempermudah hidup manusia. Makanan tidak lagi hanya dikumpulkan dengan mengambil begitu saja dari alam. Makanan diperoleh dari budidaya, binatang diternak, tumbuhan ditanam. Hasil budidaya secara kuantitas lebih banyak dibanding hasil pengumpulan dari alam. Kelebihan produksi makanan bisa disimpan atau dipertukarkann antar kelompok; mulailah budaya perdagangan.
Jauh kemudian hari, hidup manusia jauh lebih mudah dan spesialisasi aktivitas rutin semakin terinci. Manusia yang tidak pernah menanam atau mengmbil dari alam tetap dapat hidup dan memenuhi kebutuhan dasarnya dengan saling tukar produk. Bahkan manusia tidak lagi perlu mengetahui siapa atau dari mana benda yang dikonsumsinya. Saat menyuapkan nasi, tidak lagi terlintas pikiran siapa yang menanam padi, di mana padi ditanam, siapa yang mengangkut padi dari sawah ke penggilingan, siapa yang mengangkut dari penggilingan ke toko.
Rantai pasokan masa kini jauh lebih rumit dibanding masa kebudayaan mengumpulkan makanan. Karena juga kebutuhan manusia makin beragam, tidak lagi hanya makanan. Sifat dasar manusia yang selalu berupaya hidup makin mudah dan nyaman. Jika pada masa awal kehidupan manusia purba problem utama adalah bagaimana mengumpulkan makanan (agar tetap hidup), di zaman sekarang adalah bagaimana pemenuhan kebutuhan (apapun, tidak hanya kebutuhan dasar) tetap berkelanjutan dan makin mudah (dan/atau murah).
Maka, rantai pasok sebagai aktivitas pemenuhan kebutuhan berdefinisi lebih panjang; rantai pasok adalah seluruh sistem produksi dan pengiriman produk dan jasa, sejak pengumpulan (atau budidaya) bahan baku hingga pengkonsumsian oleh pemakai akhir. Rantai pasokan berupaya menjabarkan semua aktivitas proses produksi, termasuk aliran material, pertukaran informasi, penggunaan sumber daya, persediaan barang jadi, sampai konsumsi atas produk tersebut oleh pemakai akhir.
Setiap bagian atau tahap atau aktivitas dalam rantai pasok dapat dipandang sebagai sebuah rantai pasok tersendiri. Misalnya dalam rantai pasok beras, penggilingan padi adalah satu mata rantai. Penggilingan sendiri adalah sebuah proses dari bahan baku (padi) menjadi beras, dan mungkin pengepakannya. Di penggilingan bisa terjadi proses: penerimaan padi dari pengangkut, gudang padi, penggilingan untuk membuang kulit padi, pengolahan (sortir berdasarkan kualitas), pengepakan, penggudangan beras, pengiriman beras kepada gudang distributor.
Secara umum proses rantai pasok selalu berawal dari alam dan berakhir di pengkonsumsian. Proses antara penyiapan bahan baku (mengambil dari alam atau membudidayakannya) sampai dikonsumsi dapat melibatkan banyak pihak dan aktivitas yang dapat terpisah jarak sangat jauh, juga waktu. Aktivitas yang terlibat bisa sekuensial (berurutan) atau pararel.
Contoh Rantai Pasokan
Jika pagi hari kita minum kopi dan memilih cara yang paling praktis: kopi sachet, mari kita coba ‘lihat’ proses rantai pasoknya.
Rasa kopi instan itu hanya beberapa detik timbul dirongga mulut sampai pangkal kerongkongan. Efek kafein mungkin lebih lama terasa, kandungan kalori dalam secangkir kopi tersebut mungkin beberapa jam lagi akan termanfaatkan atau tersimpan menjadi lemak.
- Sebelum siap diminum aktivitasnya adalah membeli di minimarket terdekat (transaksi pertukaran sebungkus kopi dengan sumberdaya (uang) yang dimiliki.
- Sebelum ditransaksikan, kopi tersebut menjadi inventory minimarket.
- Sebelumnya kopi tersebut ditransportasikan dari gudang distributor.
- Sebelumnya adalah inventory distributor.
- Sebelumnya ditransportasikan dari pabrik.
- Pabrik yang ‘membuat’ kopi tersebut. Tepatnya mencampur kopi-gula-krimer dan membungkusnya.
- Pabrik menerima bahan-bahan baku dari (berbagai) supplier.
- Suplier kopi menerima kopi dari pedagang kopi, yang sebelumnya menerima dari petani kopi